Bagikan artikel ini
Banyaknya kreasi minuman berpenampilan unik hingga estetik dan dengan cita rasa yummy yang digemari oleh target pasar membuat bisnis minuman memiliki peluang tinggi untuk sukses. Tapi, kesuksesan ini juga tergantung pada berbagai faktor lain termasuk cara menentukan harga jual minuman yang ideal.
Jangan salah, menentukan harga termasuk langkah yang lumayan krusial dan perlu berhati-hati. Mengapa? Karena harga akan menentukan kelangsungan dari bisnis ke depannya. Jangan sampai pelanggan merasa bahwa rasa dan tampilan dari minuman tidak sebanding dengan harganya yang mahal.
Daftar isi
Cara Menentukan Harga Minuman Agar Tidak Rugi
Ada tiga metode yang masing-masing memiliki rumus yang bisa Anda terapkan untuk menentukan harga jual minuman agar bisnis Anda bisa mendapatkan laba yang ideal tapi tidak juga merugikan pelanggan, beserta satu cara tambahan agar harga yang sudah Anda hitung dengan rumus bisa cocok di pasaran:
1. Metode Bundle Pricing
Metode pertama ini adalah yang paling sederhana dan paling cocok untuk para pebisnis minuman pemula. Anda tidak akan direpotkan dengan perhitungan persentase laba jika menggunakan metode bundle pricing.
Harga Jual = Harga Modal x 2
Kuncinya hanya terletak pada berapa banyak modal yang telah Anda keluarkan untuk bisnis minuman Anda, dan berikut adalah rumus perhitungan dari bundle pricing agar bisa menentukan harga jual yang ideal.
Sebagai salah satu contoh sederhana, misalnya Anda menjual milk tea dalam kemasan cup plastik berukuran 300 ml. Setelah dihitung, ternyata total modal yang telah Anda keluarkan untuk semua bahan termasuk wadah / cup, sedotan, dan juga kantong plastik adalah sekitar Rp400.000.
Lalu dengan modal ini, ternyata Anda bisa menghasilkan sekitar 50 cup milk tea. Artinya, modal per cup untuk milk tea Anda yaitu Rp8.000, yang didapat dari rumus modal awal dibagi jumlah produk yang dihasilkan yakni Rp400.000 dibagi 50 cup.
Jika Anda mengambil margin sekitar 50%, maka Anda mungkin akan menjual milk tea tersebut seharga Rp 11.000 per cup (50% dari Rp8000 adalah Rp4.000, lalu Rp4.000 ditambah Rp8.000 sehingga didapat angka Rp11.000).
Jika Anda ingin menarik lebih banyak pelanggan potensial untuk bisnis minuman yang baru dibuka, maka Anda bisa menggunakan metode bundle pricing dengan rumus di atas tadi. Maka perhitungannya akan seperti berikut:
Harga jual = harga modal / harga asli per cup x 2
= Rp8.000 x 2
= Rp16.000
Maksud dari bundle di sini adalah ketika pelanggan membeli 2 cup milk tea, maka harganya adalah Rp16.000. Tapi jika hanya 1 cup, harganya Rp8.000. Label harga yang seperti ini akan membuat pembeli berpikir bahwa membeli 2 lebih murah daripada 1. Namun di sisi lain, Anda tetap tidak merugi.
2. Metode Margin Pricing
Agar bisa menerapkan metode kedua ini, langkah paling awal yang perlu Anda lakukan mirip dengan metode pertama tadi yaitu cari tahu dulu berapa total modal yang telah Anda keluarkan secara keseluruhan, dan modal untuk per porsi minuman dengan rumus yang sama seperti penjelasan di atas.
Misalnya total dana yang sudah Anda gelontorkan untuk semua bahan minuman termasuk wadah adalah sekitar Rp950.000, lalu jumlah minuman yang Anda hasilkan dengan modal ini kira-kira 50 cup. Maka, modal per cup Anda untuk minuman tersebut adalah sekitar Rp19.000, lalu Anda jual seharga Rp25.000.
Cara untuk mengetahui berapa banyak margin Anda dengan harga tersebut, apakah sudah terbilang menguntukan atau belum, maka Anda bisa menghitung dengan rumus sederhana berikut:
Margin= (harga jual – harga modal per cup) : harga jual
= (Rp25.000 – Rp19.000) : Rp25.000
= Rp6.000 : Rp20.000
= 0,24 atau sama dengan 24%
3. Metode Markup Pricing
Cara menentukan harga jual minuman dengan metode markup pricing adalah menggunakan rumus sebagai berikut:
Harga Jual = (Harga Modal X Persentase Keuntungan) + Harga Modal
Rumus dari metode markup pricing ini sama dengan menghitung biaya produksi dan distribusi secara rinci agar bisa menentukan harga jual yang tidak membuat Anda rugi.
Kunci dari metode ini adalah perhitungan dari modal keseluruhan (biaya produksi dan distribusi) harus benar-benar jeli, jadi setiap bahan harus tercatat termasuk juga biaya bensin ketika Anda pergi ke pasar atau supermarket untuk membeli bahan-bahan minuman yang akan dijual.
Sebagai contoh, minuman yang ingin dijual adalah banana smoothies dalam wadah cup plastik. Setelah menghitung total modal keseluruhan dan melihat jumlah produk yang dihasilkan, didapat bahwa modal per cup untuk smoothies tersebut adalah sekitar Rp20.000.
Lalu Anda ingin mendapat keuntungan dengan persentase sekitar 50%. Maka agar bisa menentukan harga jual dengan rumus di atas, berikut perhitungannya:
Harga Jual = (Harga Modal Per Cup X Persentase Keuntungan) + Harga Modal
= (Rp20.000 x 50%) + Rp20.000
= Rp10.000 + Rp20.000
= Rp30.000
4. Cek Harga Pesaing / Kompetitor
Selain mengetahui cara menentukan harga jual minuman dengan salah satu dari ketiga metode di atas, ada hal sangat penting lain nih yang juga harus menjadi perhatian Anda, yaitu mengetahui harga dari pesaing Anda di pasaran.
Namun, pesaing yang dimaksud di sini bukan semua pesaing yang ada di negara ini ya, namun hanya yang lokasinya dekat dengan tempat bisnis Anda, dan hanya pesaing yang paling laris / laku / ramai pelanggan. Jadi untuk pesain yang sepi pembeli tidak perlu diperhitungkan.
Mengapa hal ini penting untuk dilakukan? Jawabannya adalah untuk memberikan Anda gambaran mengenai berapa harga dari minuman yang sejenis dengan yang akan Anda jual, dan berapa harga dari pesaing paling laris yang bersedia dibeli oleh para pelanggan.
Karena bisa saja, salah satu alasan mengapa pesaing tersebut ramai pelanggan adalah harganya sangat merakyat alias murah. Tapi jika faktanya adalah sebaliknya, yaitu harga dari pesaing yang laris ini adalah cukup mahal, maka Anda perlu melakukan analisa lebih lanjut mengenai pesaing tersebut dengan cara:
- Cobalah untuk datang ke tempat pesain dan belilah produknya.
- Perhatikan bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pesaing.
- Cari tahu rasa / varian mana yang paling laris.
- Lihat bagaimana kondisi dari tempat usaha milik pesaing (mungkin saja berupa gerai kecil dengan interior aesthetic yang membuat pelanggan betah, atau stand pinggir jalan dengan tempat duduk yang nyaman agar tidak antri sambil berdiri).
- Analisa dengan baik seperti apa tampilan dan / atau rasa dari minuman yang dijual pesaing, bisa saja alasan larisnya pesaing meskipun harganya mahal adalah rasanya yang sangat nikmat atau beda dari yang lain, atau mungkin juga tampilannya yang instagramable.
Pada dasarnya, bisnis kuliner termasuk minuman memang tidak pernah padam karena keduanya merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Jika Anda bisa mengetahui cara menentukan harga jual minuman yang tepat seperti empat poin di atas, maka peluang bisnis untuk gagal akan sangat minim.